LAPORAN PENDAHULUAN
TTV (Tanda-tanda vital)
Oleh: Novi Puji Prastiwi
11111039
STIKes PERTAMEDIKA JAKARTA
S1 REGULER IV
Jalan Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Kebayoran Lama Utara
Jakarta Selatan
2011
SUHU TUBUH / TEMPERATUR
A. Pengertian
Suhu badan ialah derajad panas yang di hasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat, pernapasan, sisa-sisa pembuangan (ekskresi) dan penyinaran (radiasi), hantaran (konduksi) dan convection (konveksi). Pembagian pengambilan suhu ada 3 tempat :
A. Pengambilan suhu secara oral (mulut).
B. Pengambilan suhu secara rectal (pelepasan).
C. Pengambilan suhu secara aksila (ketiak).
B. Indikasi
1. Pengambilan suhu secara oral (mulut).
a) Menurut kebiasaan rumah sakit.
b) Bila tidak dapat di kerjakan pada bagian tubuh yang lain.
c) Atas perinyah dokter.
2. Pengambilan suhu secara rectal (pelepasan).
a) Pada bayi, anak-anak, dan pasien dalam keadaan parah.
b) Atas intruksi dokter.
c) Bila tidak dapat di kerjakan pada bagian tubuh yang lain.
d) Menurut kebiasaan rumah sakit.
3. Pengambilan suhu secara aksila (ketiak).
a) Menurut kebiasaan rumah sakit.
b) Bila tidak dapat di kerjakan pada bagian tubuh yang lain.
C. Kontraindikasi
1. Pengambilan suhu secara oral (mulut).
a) Tidak boleh di lakukan pada pasien ang tidak sadar atau gelisah.
b) 10 menit sebelum suhu di amb, pasien tidak boleh minum atau makan yang panas / yang dingin (es).
c) Selama thermometer adadi mulut, pasien di karang berbicara.
d) Berbahaya bila pecah didalam mulut, pecahnya dapat melukai selaput lender mulut dan air raksanya dapat tertelan (bila menggunakan thermometer raksa).
2. Pengambilan suhu secara rectal (pelepasan).
a) Pada pasien yan luka di daerah anus.
b) Pada pasien yang berpenyakit kelamin.
c) Selama mengukur suhu pasien harus di jaga, untuk menghindari bahaya pecahnya reservoir, untuk mempertahankan reservoir selama waktu pengambilan suhu.
3. Pengambilan suhu secara aksila (ketiak).
a) Bayi.
b) Pasien yang sangat kurus.
c) Pasien yang luka / kudis ketiak, operasi pada mammae (payudara).
a) Pasien harus tenang dan berada si tempat tidur.
b) Ketiak harus kering dan tertutup rapat.
c) Tidak boleh ada yang menghalangi antara ketiak dan thermometer.
d) Sebelum thermometer di gunakan, di periksa dahulu apakah air raksa sudah di turunkan atau belum.
D. Pelaksanaan
1. Alat dan bahan.
a) Thermometer.
b) Tiga buah botol
1) Botol pertama berisi larutan sabun.
2) Botol kedua berisi larutan desinfektan.
3) Botol ketiga berisi air bersih.
4) Bengkok
5) Kertas / tissue
6) Vaselin
7) Buku catatan suhu
8) Sarung tangan
2. Car a kerja.
a) Pengambilan suhu secara oral (mulut).
1) Jelaskan prosedur pada klien.
2) Cuci tangan.
3) Gunakan sarung tangan.
4) Atur posisi pasien.
5) Tentukan letak bawah lidah.
6) Turunkan suhu thermometer di bawah suhu 340-350C.
7) Letakan thermometer di bawah lidah sejajar denagn gusi.
8) Anjurkan mulut di katup selama 3-5 menit.
9) Angkat thermometer dan baca hasilnya.
10) Catat hasil.
11) Bersihkkan thermometer dengan tissue.
12) Cuci tanga dengan air sabun, densinfektan, bilas dangan air bersih, dan keringkan.
13) Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
b) Pengambilan suhu secara rectal (pelepasan).
1) Jelaskan prosedur pada klien.
2) Cuci tangan.
3) Gunakan sarung tangan.
4) Atur posisi pasien dengan posisi miring.
5) Pakaian di turunkan sampai di bawah glutea (membebaskan pakaian pasien yang menutupi bokong).
6) Tentukan thermometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin.
7) Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien dan masukan thermometer ke dalam rectal kira-kira 3cm, jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu.
8) Setelah 3-5 menit angkat thermometer.
9) Angkat thermometer dan baca hasilnya.
10) Catat hasil.
11) Bersihkkan thermometer dengan tissue.
12) Cuci tanga dengan air sabun, densinfektan, bilas dangan air bersih, dan keringkan.
13) Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
c) Pengambilan suhu secara aksila (ketiak).
1) Jelaskan prosedur pada klien.
2) Cuci tangan.
3) Gunakan sarung tangan.
4) Atur posisi pasien dengan posisi miring.
5) Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue.
6) Turunkan suhu thermometer di bawah suhu 340-350C.
7) Letakkan thermometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi di atas dada (mengepitkan ujung thermometer di tengah-tenah ketiak).
8) Setelah 3-10 menit thermometer di angkat dan baca hasilnya.
9) Catat hasil.
10) Bersihkkan thermometer dengan tissue.
11) Cuci tanga dengan air sabun, densinfektan, bilas dangan air bersih, dan keringkan.
12) Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
DENYUT NADI / POLS
A. Pengertian
Nilai denyut nadi merupakanindikator untuk menilai system kardiovaskular. Denyut nadi dapat di periksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpsai) atau dapat juga di lakukan dengan alat elektronil yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat di lakukan pada daerah arteri raidalis pada pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan arteri frontalis pada bayi.
B. Indikasi
1. Secara rutin, yaitu di kerjakan bersama-sama pada waktu mengambil suh badan dan tensi (tekanan darah).
2. Sewaktu-waktu apabila di periluhkan.
3. Atas intruksi dokter.
4. Pada waktu pasien akan, sedang, dan sesudah di operasi/ melahirkan.
C. Kontraindikasi
D. Pelaksanaan
a. Alat dan bahan.
1. Arloji (jam) atau stop-watch
2. Buku catatan nadi
3. Pena
b. Cara kerja.
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh.
5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan di hhitung).
6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, fan kekuatan denyutan.
7. Catat hasil.
8. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
PERNAPASAN
A. Pengertian
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indicator untuk mengetahui fungsi system pernapasanyang tersiri dari mempertahankan pertukaran olsigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaruh keseimbangan asam basa.
B. Indikasi
Pasien yang akan, sedang, dan sesudah dibedah.
C. Kontraindikasi
D. Pelaksanaan
a. Alat dan bahan
1. Arloji (jam) atau stop-watch
2. Buku catatan nadi
3. Pena
b. Cara kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien
4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
5. Menghitung pernapasan dengan melihat turun naik dada sambil memegang pergelangan tangan pasien.
6. Cara menghitung sama dengan cara menghitung denyut nadi
7. Satu kali pernapasan ialah satu kali mengeluarkan napas dan satu kali menarik napas.
8. Catat hasil.
9. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
TEKANAN DARAH
A. Pengertian
Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat di ukur dengan dua metode, yaitu
Metode langsung. Metode yang menggunakan kanula atau jarum yang di masukan ke dalam pembulu darah yang di hubungkadn dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang paling cepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerluhkan persyaratan dan keahlian khusus.
Metode tak langsung, metode yang menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran tak langsung inimenggunakan dua cara, yaitu palpasi yang mengukur tekanan sistonikdan auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistonik dan diastonik dan cara ini memerluhkan stetoskop.
B. Indikasi
C. Kontraindikasi
D. Pelaksanaan
a. Alat dan bahan.
1. Spigmomanometer ( tensimeter ) yang terdiri dari :
Ø Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
Ø Manset udara
Ø Slang karet
Ø Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup
2. Stetoskop
3. Buku catatan tanda vital
4. Pena
b. Cara kerja.
Dengan cara palpasi :
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi
4. Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi terlentang
5. Lengan baju dibuka
6. Pasang manometer pada lengan kiri/kanan atas, sekitar 3cm diatas siku lengan bagian dalam. Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis/sinistra dengan jari tangan kita
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba
10. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
11. Catat mm Hg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba. Nilai ini menunjukan tekanan sistolik secara palpasi dan tak mungkin dnegan cara ini menemukan tekanan diastolik
12. Catat hasil
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Dengan cara auskultasi:
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi
4. Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi terlentang
5. Lengan baju dibuka
6. Pasang manometer pada lengan kiri/kanan atas, sekitar 3cm diatas siku lengan bagian dalam. Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis ( nadi pada siku bagian dalam ) dekstra/sinistra dengan jari tangan kita
8. balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas arteri brakhialis dan dengarkan
11. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
12. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba. Nilai ini menunjukan tekanan sistolik dan catat mmHg denyut nadi yang terakhir terdengar, nilai ini menunjukan tekanan diastolik
13. Suara Korotfoff I : Menunjukan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi
14. Suara Korotfoff IV/V : Menunjukan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi
15. Catat hasilnya pada catatan pasien
16. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan